Jakarta, NU Online Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manaratul Islam mengadakan festival market day dan class performance di kompleks Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, Jalan Madrasah I Nomor 12, RT 08/RW 01, Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Senin (9/12) pagi.
Pada kesempatan ini mereka menjalankan program mengafal Al-Qur’an dengan menyenangkan serasa bermain game. Pelajar MI Manaratul Islam membacakan ayat dari akhir surat sampai ke awal surat. Mereka membacakan secara urut ayat-ayat ganjil dari satu surat. Mereka menghafal juz 30 yang dilafalkan secara tartil. Selain itu, mereka menggelar pertunjukan drama musikal Cinderela dengan kata pengantar bahasa Inggris.
Mereka juga memainkan perkusi untuk lagu-lagu daerah. Kepala MI Manaratul Islam Ustadz H Ahmad Zarkasyi Ishaq mengatakan bahwa festival ini diadakan untuk mengubah citra madrasah di mata masyarakat Jakarta khususnya. Menurutnya, pendidikan madrasah untuk sebagian masyarakat dipandang sebelah mata. Pendidikan madrasah oleh sebagian kalangan dianggap kampungan dan tidak mempunyai program unggulan serta tidak sungguhan dalam mendidik.
Sebagian orang menilai, kata Ustadz Zarkasyi, pendidikan madrasah tertinggal karena sumber daya tenaga didik yang kurang mumpuni dan tidak mempunyai kompetesi pada bidangnya. Dari sini pendidikan madrasah kemudian dianggap kalah bersaing dengan sekolah-sekolah berlabel internasional dan terpadu yang sebetulnya mereka mengadopsi kurikulum dari madrasah.
“Oleh sebab itu MI Manaratul Islam ingin mengembalikan citra dan menjadikan madrasah menjadi sekolah pilihan atau unggulan, bukan sekolah alternatif atau buangan,” kata Ustadz Zarkasyi. MI Manaratul Islam saat ini memiliki sejumlah program unggulan, antara lain belajar baca Al-Qur’an dengan Metode Qiroati; mengahafal Al-Qur’an dengan Metode Ilham (menghafal Al-Qur’an serasa bermain game); dan program Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. “Tiga program unggulan itu diharapkan dapat mengembalikan citra positif dan eksistensi madrasah di kalangan masyarakat Jakarta khususnya,” kata Ustadz Zarkasyi.
Ketua Panitia Market Day dan Class Performance MI Manaratul Islam Yusnita Tampubolon menyampaikan hal serupa. Menurutnya, melalui festival ini pihak ingin menunjukkan kepada khlayak bahwa pendidikan madrasah juga berkelas internasional. “Saya ingin mengubah anggapan khayalak ramai khususnya warga ibu kota Jakarta, yang sampai saat ini berpikir sekolah di madrasah ketinggalan zaman dengan program belajar agama yang itu-itu saja. Banyak dari mereka mamandang sebelah mata sebuah madrasah ibtidaiyah,” kata Yusnita Tampubolon. Ia menambahkan bahwa niat, kerja keras, dan totalitas para pendidik dapat mengantarkan pendidikan madrasah ibtidaiyah untuk diperhitungkan dalam dunia pendidikan sederajat pada umumnya. “Kami akan mencetak siswa dan siswi madrasah ibtidaiyah dengan bakat yang beragam serta kompetensi yang mumpuni sehingga dapat bersaing dengan pelajar SDIT, SD Plus bahkan SD Berwawasan Internasional sekali pun,” kata Yusnita Tampubolon.
Pewarta: Alhafiz Kurnaiwan
Editor: Abdullah Alawi